PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalami penurunan laba bersihnya pada semester pertama 2025, meskipun pendapatan perusahaan masih menunjukkan pertumbuhan. Data keuangan dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan laba bersih perusahaan ini menurun hingga 59%, menjadi Rp 833,04 miliar dari Rp 2,03 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, pendapatan PTBA mengalami kenaikan sebesar 4,12%, mencapai Rp 20,45 triliun dari Rp 19,64 triliun di semester pertama 2024.
Beban pokok pendapatan PTBA mengalami kenaikan 12,14%, menjadi Rp 18,20 triliun dari Rp 16,23 triliun pada periode sebelumnya. Selain itu, laba bruto perusahaan turun hingga 34,12%, menjadi Rp 2,24 triliun dari Rp 3,40 triliun pada tahun 2024.
PTBA juga mencatat peningkatan liabilitas hingga Rp 22,89 triliun pada semester pertama 2025, sementara pada periode yang sama di tahun sebelumnya liabilitasnya sebesar Rp 19,14 triliun. Sementara itu, ekuitas perusahaan menurun menjadi Rp 19,78 triliun dari Rp 22,64 triliun.
Meski volume angkutan batu bara PTBA naik 9%, menjadi 19,27 juta ton dari 17,70 juta ton, penurunan harga batu bara global menjadi salah satu tantangan utama. Indeks harga ICI-3 mengalami koreksi 14% secara tahunan, dari US$ 75,89 menjadi US$ 65,15 per ton. Selanjutnya, indeks Newcastle turun 22%, dari US$ 130,66 menjadi US$ 102,51 per ton.
Akibatnya, PTBA mencatat rata-rata harga jual sebesar Rp 930 ribu per ton, menurun 4% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, biaya operasional juga mengalami peningkatan karena kenaikan harga BBM, yang rata-rata mencapai Rp 14.666 per liter, naik 7% dari Rp 13.682 per liter pada periode yang sama tahun lalu.
PTBA terus berusaha untuk memperkuat operasionalnya. Meskipun kondisi pasar global cukup menantang, perusahaan tetap mencatat pertumbuhan kinerja. Di masa depan, PTBA akan terus meningkatkan efisiensi biaya, mengoptimalkan kinerja aset, dan memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan. Sebagai bukti, saham PTBA mengalami penurunan 11,64% sepanjang 2025. Namun, pada perdagangan Rabu (20/8/2025), sahamnya naik 1,25% menjadi Rp 2.430 per lembar, meskipun dalam jumlah yang kecil.
PTBA musti tetap fokus pada strategi jangka panjang untuk menghadapi fluktuasi pasar dan meningkatkan daya saingnya di industri. Dengan terus meningkatkan efisiensi dan diversifikasi bisnis, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan meskipun dihadapkan dengan tantangan global. Investor sebaiknya memperhatikan langkah-langkah strategis PTBA dalam mengelola risiko dan memanfaatkan peluang baru di pasar.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Owner Thecuy.com