Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menekankan bahwa kerja sama antar pihak menjadi kunci utama dalam memastikan peluang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek) dapat terbuka lebih luas, khususnya bagi para pekerja informal. Penguatan ini sangat penting, karena saat ini still banyak pekerja non-formal yang masih belum terlindungi.
Pernyataan tersebut disampaikan Menaker saat menghadiri Public Expose BPJS Ketenagakerjaan yang diikuti lebih dari seribu penerima manfaat. Acara tersebut digelar bersama Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) dan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), di Jakarta, Selasa 19 Agustus 2025.
Menurut Yassierli, pekerja informal masih menghadapi berbagai rintangan dalam mengakses jaminan sosial, seperti skema iuran yang kurang fleksibel, tingkat literasi società yang rendah, hingga kurangnya insentif untuk mendaftar secara mandiri.
“Hanya sekitar 11,99 persen pekerja informal yang telah terlindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu 20 Agustus 2025. “Padahal, perlindungan sosial bukan merupakan beban, tetapi kebutuhan dasar bagi setiap pekerja,” tambahnya.
Gubernemen menetapkan target agar kepesertaan Jamsostek mencapai 99,5 persen pada tahun 2045, sesuai dengan visi Universal Social Protection. Melalui ini, Yassierli menegaskan peran penting kolaborasi multipihak, yang melibatkan pemerintah daerah, asosiasi, serikat pekerja, hingga pelaku UMKM.
“Gotong royong adalah ciri khas masyarakat Indonesia. Dengan memperluas kerjasama, menerapkan skema iuran yang fleksibel, dan memperkuat pengajaran di tingkat komunitas, kita bisa menyediakan perlindungan untuk semua pekerja di Indonesia,” kata Yassierli.
Selain itu, dia menekankan pentingnya digitalisasi layanan agar pembayaran iuran dapat lebih mudah melalui berbagai sarana seperti QRIS dan dompet digital. Kampanye berbasiskan komunitas dengan pendekatan yang simple juga diyakini dapat meningkatkan kesadaran pekerja informal tentang manfaat jaminan sosial.
“Kerja sama antara berbagai sektor adalah kunci. Gubernemen berkomitmen untuk menyediakan perlindungan yang cepat, bantuan yang tepat sasaran, dan layanan yang mudah diakses. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perlindungan sosial,” jelasnya.
Program baru yang baru diluncurkan ini merupakan awal langkah yang akan diperluas menjadi gerakan nasional dengan sasaran mencapai ratusan ribu pekerja. Yassierli menegaskan pentingnya pembagian tugas yang jelas antara berbagai pihak.
Lebih rincinya, Kemnaker bertanggung jawab atas kebijakan dan regulasi, Kementerian Agama bekerja untuk menjangkau komunitas beragama, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan memfokuskan diri pada layanan, sosialisasi, dan pembangunan kapasitas.
Menurut Menaker, salah satu tantangan utama saat ini adalah kurangnya sosialisasi. Padahal, manfaat Jamsostek begitu jelas. “Ketika terjadi risiko, negara berhadapan untuk memberikan perlindungan karena mereka memang telah membayar iuran,” ujarnya.
Yassierli berharap jaminan sosial dapat menjadi jaring pengaman untuk pekerja dan keluarganya. Oleh karena itu, model kerjasama yang sedang dibangun perlu diperbesar agar bisa menjangkau lebih banyak pekerja.
“Tantangan yang kita hadapi adalah mencari inovasi baru untuk memperluas perlindungan,” kata Yassierli.
Selama acara tersebut, Yassierli juga menghargai dukungan dari IZI dalam program perlindungan sosial serta mendorong BPJS Ketenagakerjaan untuk terus berinovasi melalui pengembangan program, penguatan sosialisasi, dan peningkatan kapasitas layanan.
“Kami berharap kolaborasi lintas lembaga ini semakin kuat, sehingga tujuan meningkatkan partisipasi jaminan sosial ketenagakerjaan dapat segera tercapai,” pungkasnya.
Dalam upaya memperluas jangkauan Jamsostek, studi kasus dari negara-negara seperti Thailand dan Malaysia menunjukkan bahwa digitalisasi serta kerja sama dengan sektor informal effektif untuk meningkatkan partisipasi. Penerapan model seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk menghadapi tantangan serupa.
Memastikan semua pekerja, baik formal maupun informal, terlindungi oleh jaminan sosial adalah langkah penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Dengan dukungan dari berbagai pihak, visi perlindungan sosial universal di Indonesia bisa terwujud lebih cepat.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.