"Kritik PM Yordania Terhadap Visi ‘Israel Raya’ Netanyahu: Sevisi Ilusif"

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Perdana Menteri Yordania, Jafar Hassan, menyatakan kemarahan terhadap pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang membenarkan konsep “Israel Raya”. Menurut Hassan, ide tersebut hanyalah mimpi yang tidak realistis. Dalam pertemuan dengan rekan sependapatnya dari Lebanon, Nawaf Salam, Hassan menyebut konsep tersebut sebagai hasil dari pikiran politisi ekstremis di Israel yang mengusung penggambaran teritorial yang tidak mungkin terealisasi. Hal ini dilansir oleh Anadolu Agency pada Rabu (20/8/2025).

Selanjutnya, Hassan menegaskan bahwa Israel sudah terisolasi karena kebijakan yang diambil oleh pemerintah mereka. Menurutnya, dunia internasional tidak akan pernah mengampuni Israel karena tindakan-tindakan yang dianggap memperdalam kebencian dan kekerasan. Komentar ini disiarkan melalui kantor berita resmi Petra.

Istilah “Israel Raya” merujuk pada wilayah yang diperkirakan ada pada masa pemerintahan Raja Salomo, yang meliputi tidak hanya Palestina modern (Jalur Gaza dan Tepi Barat), tetapi juga bagian-bagian Yordania, Lebanon, dan Suriah saat ini. Kelompok-kelompok nasionalis keras di Israel telah menyatakan niat mereka untuk menduduki seluruh wilayah tersebut.

Terungkap bahwa Netanyahu memang mendukung visi tersebut. Saat ditanya oleh wartawan Sharon Gal dari i24NEWS pada Selasa (12/8/2025), Netanyahu langsung menjawab, “Tentu saja,” saat ditanya apakah ia mendukung konsep “Israel Raya”. Ia kemudian lanjut membahas pentingnya pendirian Israel dan misi berkesinambungan untuk menjamin keberadaan bangsa Israel.

Kondisi geopolitik di Timur Tengah tetap menjadi tantangan besar. Konflik dan perdebatan tentang wilayah terus mempengaruhi stabilitas regional. Keputusan politik yang kontroversial seperti pendukung Netanyahu terhadap “Israel Raya” dapat memperparah ketidakstabilan. Meskipun ide tersebut didasarkan pada revivisme sejarah, pengaruhnya di wilayah modern dapat berakibat serius bagi hubungannya dengan negara tetangga. Solusi damai tetap menjadi harapan terbesar, tetapi realizasinya memerlukan kompromi dan pengaturan yang matang dari semua pihak terlibat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan