Pengelola Kebun Raya Bogor Menegaskan Tidak Ada Biaya Tambahan untuk Makanan dari Luar

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pengelola Kebun Raya Bogor (KRB) menanggapi dugaan pungutan liar setelah seorang wanita melaporkan dimintai uang karena membawa makanan dari luar. Menurut pengelola, ada perbedaan aturan dan tarif untuk pengunjung perorangan dan kelompok yang menggelar acara di KRB.

PT Mitra Natura Raya (MNR), yang bekerja sama dengan BRIN dalam pengelolaan KRB, menjelaskan bahwa pada umumnya, ada biaya bagi rombongan yang mengadakan acara, seperti sewa lahan dan Sound System. Biaya sewa alat pengeras suara sebesar Rp 100.000 untuk 3 jam, sementara sewa venue mencapai Rp 500.000 untuk waktu yang sama. Selain itu, untuk kelompok minimal 50 orang, ada tambahan biaya pemeliharaan per individu.

Zaenal Arifin, General Manager PT MNR, menjelaskan bahwa wanita yang viral mengaku dibayar hanya untuk Sound System dan HTM serta parkir, namun tidak membayar biaya pemeliharaan. Ia menegaskan bahwa tidak ada larangan membawa makanan ke dalam KRB, namun biaya tambahan dikenakan untuk kelompok yang menggelar acara dan meninggalkan banyak sampah.

Dalam video viral, wanita tersebut mengaku telah mengadakan acara kantor di KRB. Dia mengatakan bahwa asisten dan stafnya diminta untuk membayar Rp 15.000 per orang karena membawa makanan dari luar. Zaenal menjelaskan bahwa kejadian itu terjadi pada 11 Agustus 2025. Kehadiran sekuriti dimaksudkan untuk mempertanyakan kegiatan kelompok tersebut karena tidak ada informasi sebelumnya ke pengelola.

Belakangan, peristiwa ini mengungkapkan ketidakjelasan dalam komunikasi antara pengunjung dan pengelola KRB. Penting bagi pengunjung untuk memahami aturan yang berlaku agar tidak terjadi kesalahpahaman. KRB tetap bukan tempat yang memungut uang dari pengunjung yang membawa makanan, tapi lebih fokus pada pengelolaan acara yang terorganisir dengan baik.

Untuk pengelolaan KRB, kerjasama antara pengunjung dan pihak pengelola sangat penting. Meskipun biaya pemeliharaan saat ini masih diperdebatkan, pendekatan yang transparan dan informasi yang jelas dapat mencegah situasi serupa di masa depan. Selalu lakukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum merencanakan kegiatan di tempat wisata untuk menghindari kebingungan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan