Hamas Setuju Terhadap Proposal Gencatan Senjata dan Mengucapkan Doa untuk Pengakhiran Perang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Hamas telah menyetujui usulan terbaru untuk menghentikan pertempuran di Jalur Gaza setelah berbagai upaya diplomatik selama lebih dari 22 bulan. Mediasi dari Mesir dan Qatar, dengan dukungan Amerika Serikat, telah bekerja keras untuk mencapai perjanjian yang bertahan lama dalam konflik yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius di wilayah tersebut.

Pasca penerimaan proposal baru dari mediator, seperti dilaporkan AFP Selasa (19/8/2025), Hamas menyatakan kesediaan untuk melakukan negosiasi. Bassem Naim, pejabat senior Hamas, mengungkapkan melalui Facebook, “Kami telah menyampaikan tanggapan resmi terhadap proposal barunya. Kami berdoa agar Api perang ini dapat padam untuk rakyat kami.”

Sebelumnya, sumber dari Hamas memberitahu AFP bahwa kelompok tersebut menerima proposal tanpa mempersyaratkan perubahan apapun. Menurut Reuters, Hamas juga menginformasikan mediator bahwa faksi Palestin lainnya sepakat dengan proposal tersebut.

Menurut keterangan Mesir, proposal baru ini telah dikirimkan ke Israel, dengan catatan bahwa “bola kini di tangan mereka.” Sementara itu, pihak berwenang Tel Aviv belum memberikan tanggapan resmi.

Sumber Palestin yang terlibat dalam perundingan mengungkapkan, mediator akan mengumumkan kesepakatan dan menetapkan tanggal untuk melanjutkan negosiasi. Selain itu, jalan keluar permanen juga diusulkan untuk memastikan pelaksanaan perjanjian.

Menurut media pemerintah Mesir, Al-Qahera, kesepakatan baru ini mencakup perhentian senjata sementara selama 60 hari, pembebasan sebagian sandera, bebasnya beberapa tahanan Palestin, serta pengecualian bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Sumber pejabat Mesir yang tidak bernama, seperti dilansir Reuters, menyatakan proposal itu juga mencakup penundaan operasi militer Israel selama 60 hari dan rangkaian kerja untuk akhir perang.

Proposal baru ini muncul setelah Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana untuk menaklukkan Kota Gaza dan kamp pengungsi sekitarnya. Rencana itu menuai kritik internasional dan penentang di dalam negeri. Namun, beberapa pejabat Israel menyebut rencana tersebut mungkin membutuhkan waktu beberapa minggu, memungkinkan peluang untuk gencatan senjata.

Semua pihak hidup dalam harapan bahwa perjanjian ini tidak hanya menghentikan pertempuran, tetapi juga membawa damai dan stabilitas yang lama di wilayah tersebut. Setiap langkah diplomatik yang dilakukan adalah langkah maju yang menginspirasi untuk meneguhkan harapan akan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat di Gaza.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan