Ribuan Penumpang Terlantar Akibat Pramugari Air Canada Mengundurkan Diri

dimas

By dimas

Para pramugari Air Canada menolak perintah CIRB untuk kembali bekerja, memaksa maskapai tersebut menunda operasinya hingga Senin malam. Ribuan penumpang terkesan tanpa jadwal pasti. CUPE, yang mewakili 10.000 pramugari, menyatakan perintah tersebut tidak konstitusional dan hanyalah untuk memenuhi keinginan maskapai. Mereka mengajukan agar manajemen kembali ke meja perundingan untuk kesepakatan yang adil.

Negosiasi selama beberapa bulan sebelumnya gagal mencapai titik jenuh. Akibatnya, Air Canada membatalkan sebagian besar penerbangan harian, menimpa lebih dari 100.000 penumpang. CIRB mengeluarkan perintah arbitrase setelah permintaan Menteri Patty Hajdu.

Rafael Gomez, profesor hubungan ketenagakerjaan di Universitas Toronto, menyebut penolakan ini sebagai pelanggaran hukum, situasi yang sangat langka. Kasus terakhir serupa terjadi 1978 ketika pekerja pos Kanada menolak kembali kerja hingga pemimpin serikat divonis denda dan penjara.

Michael Lynk, profesor emeritus di Universitas Western, mendorong pemerintah untuk membawa kasus ke pengadilan. “Pemimpin serikat bisa diancam denda atau bahkan penjara, seperti 45 tahun lalu,” katanya.

Saat ini, situasi masih tidak menentu bagi penumpang dan maskapai. Konflik ini menunjukkan betapa pentingnya dialog untuk menjaga stabilitas industri penerbangan. Menghindari eskalasi lebih lanjut tentu akan lebih menguntungkan semua pihak.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan