Pertunjukan Wayang Kulit Menjadi Puncak Perayaan HUT ke-80 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Kebudayaan Indonesia menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit sebagai penghabisan rangkaian perayaan ulang tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan tema GEMPITA (Gema Pelindungan Budaya Nusantara). Acara ini diadakan pada hari Minggu (17/8) di area depan kompleks Kementerian Kebudayaan yang dibawakan oleh Ki Bagong Darmono dengan judul Bima Kridha.

Kisah Bima Kridha menceritakan keberanian Lima Pandawa yang dipimpin oleh Bima sebagai pelindung kebenaran dan pembela bangsa. Dalam cerita tersebut, doa berkat dari Dewi Kunti, ibu para Pandawa, menjadi sumber kekuatan moral dan spiritual bagi putra-putranya dalam menjaga dharma dan menghadapi rintangan hidup.

Ki Bagong Darmono, adik dari dalang legendaris Ki Anom Suroto, adalah dalang profesional yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Ia melanjutkan gaya wayang dari kakaknya serta dalam pertunjukan ini didukung oleh enam penyinden dan tetapi ini juga mengundang Dagelan Gareng Semarang sebagai bintang tamu.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, hadir setelah sebelumnya mengikuti festival kemerdekaan bersama kementerian dan instansi lainnya. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa wayang, sebagai karya budaya Indonesia yang diakui dunia sebagai Warisan Budaya Takbenda, bukan hanya hiburan visual, tetapi juga panduan kehidupan.

“Setiap cerita yang ditampilkan menyimpan nilai-nilai mulia tentang kesopanan, keberanian, jujur, dan keramahan. Dengan seni wayang, kita tidak hanya menyaksikan keindahan, tetapi juga diundang untuk memikirkan nilai-nilai moral dan rohani yang bisa menjadi panduan dalam kehidupan berkomunitas,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Senin (18 Agustus 2025).

Ia berharap acara ini dapat memperkuat ekosistem wayang, khususnya di kalangan anak muda, agar mereka lebih menyukai dan menghargai warisan budaya takbenda Indonesia.

“Dengan pertunjukan-ppertunjukan seperti ini, kita harapkan ekosistem wayang dapat berkembang, terutama bagi generasi muda agar lebih mencintai dan menghargai wayang sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia,” tambahnya.

Sama pendapatnya dengan Direktor Jenderal Pelindungan Kebudayaan Restu Gunawan pada pembukaan acara, yang mengungkapkan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan komunitas dalam mengembangkan kebudayaan.

“Peran komunitas sangat esensial dalam pengembangan kebudayaan. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, tetapi memerlukan kolaborasi dengan komunitas yang memiliki ide dan gagasan, sehingga timbul rasa kepemilikan bersama,” ujar Restu.

Restu juga menekankan bahwa acara budaya bukan hanya perayaan, tetapi upaya pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan yang lebih luas. Kegiatan seperti ini dapat menjadi motivasi untuk timbulnya acara kebudayaan lainnya di berbagai wilayah.

Menutup pikirannya, Fadli meminta masyarakat untuk terus mendukung pelestarian wayang kulit dan kesenian tradisional lainnya. Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmen untuk terus memperkuat pelestarian warisan budaya Nusantara serta membuka kesempatan apresiasi yang lebih luas bagi seniman dan masyarakat.

Acara wayang yang diselenggarakan secara terbuka untuk umum ini diharapkan menjadi wadah merayakan kesatuan serta membangkitkan semangat kemerdekaan melalui seni tradisi.

“Mari kita dukung pelestarian wayang kulit dan seni tradisional lainnya. Jadikan seni budaya bukan hanya warisan yang kita banggakan, tetapi juga sumber inspirasi dalam membentuk karakter bangsa yang beradab, berkepribadian, dan jujur,” kata Fadli.

Sebelumnya, rangkaian GEMPITA diisi dengan lomba permainan tradisional, kegiatan Petualangan Si Panca yang diikuti peserta pelajar sekolah, serta Panjat 17 Bambu Betung. Semua kegiatan ini diadakan untuk merayakan kemerdekaan sekaligus membangkitkan kembali tradisi Nusantara.

Bertauhadir dalam pertunjukan wayang meliputi anggota Komisi II DPR RI Mohammad Toha; Sekretaris Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Wawan Yogaswara; Direktur Pemberdayaan Nilai Budaya dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual, Yayuk Sri Budi Rahayu; Direktur Warisan Budaya, I Made Dharma Suteja; Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI), Bambang Soelistyo; Presiden (Union Internationale de la Marionnette) UNIMA Indonesia, Dimas Samudera; Ketua Persatuan Wayang Orang Indonesia (PEWANGI), Luluk Sumiarso; komunitas wayang di Jakarta; serta penggemar wayang.

Pertunjukan wayang kulit menjadi sarana memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan dan moral kepada masyarakat, terutama generasi muda. Dengan menghidupkan kembali seni tradisi ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya yang kaya dari Indonesia. Pelestarian wayang bukan hanya tentang menyimpan sejarah, tetapi juga tentang membangun identitas dan karakter bangsa yang kuat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan