"Perempuan di Bogor Dinyatakan Korban Penipuan dalam Kasus Palsu Aturan Keluarga"

Pelaku berinisial J alias K (38 tahun) telah ditangkap oleh pihak kepolisian setelah berusaha mencuri ponsel pasangan suami istri di dekat Lapangan Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat. Pelaku menyatakan bahwa uang yang dia peroleh akan digunakan untuk menopang kebutuhan keluarga.

“Untuk kebutuhan keluarga saja,” ungkap J ketika diwadahi di Mako Polsek Bogor Tengah, Senin (18/8/2025). J mengaku bahwa tindakan seperti ini sudah dilakukan beberapa kali sebelumnya, seringkali dengan bergabung dengan sekelompok teman. “Sudah dua atau tiga kali (melakukan pencurian), biasanya kami berdua atau bertiganya,” terangnya.

Barang yang menjadi sasaran utama J dan teman-temannya adalah ponsel. Mereka sukses beberapa kali dalam melakukan kecurian, meskipun ada beberapa kali yang gagal. “Baru dua hari yang lalu, di hari Sabtu justru gagal. Sebelumnya saya sudah coba bekerja serabutan dan berjualan, tapi akhirnya kehabisan modal,” jelasnya.

Terkait insiden ini, Kapolsek Bogor Tengah Kompol Waluyo menyatakan bahwa pelaku berhasil ditangkap setelah upaya pencurian di jalannya pejalan kaki Sempur melaporkan ke media sosial. “Kami dari Polsek Bogor Tengah mengkonfirmasi tentang tindak pidana pencurian atau copet di pedestrian Sempur yang viral di media sosial. Syukur sudah berhasil menangkap pelaku, yaitu J alias K (38 tahun),” katanya.

Kejadian itu terjadi pada Sabtu (16/8) pagi. Leigh, tersangka kemudian ditangkap pada malam harinya sekitar pukul 20.00 WIB di sekitar Simpang Ciawi. “Pelaku masih dalam tahap percobaan, barangkali korban bersama suaminya sedang berolahraga sekitar pukul 09.30 WIB, kemudian disusul oleh pelaku,” tambahnya.

Merujuk pada bawah:

Dalam kasus pencurian kecil seperti ini, data terbaru menunjukkan bahwa 40% korban pencopetan ponsel di kota-kota besar terjadi di area ramai seperti jalan pejalan kaki atau tempat olahraga. Pencopetan semacam ini sering terjadi pada jam-jam sibuk pagi atau sore hari. Pelaku biasanya beraksi dalam grup kecil untuk meningkatkan peluang sukses.

Selain itu, analisis kejahatan jalanan menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku memiliki latar belakang sosioekonomi yang rendah dan seringkali melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini menegaskan bahwa peningkatan pemantauan dan penegakan hukum diperlukan untuk mencegah kasus serupa di masa depan.

Pelaku seperti J menunjukkan adanya keterlibatan dalam kegiatan ilegal yang berulang, yang memerlukan upaya pemulihan sosial selain dari hukuman hukum. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko pencopetan dan peningkatan keamanan di area umum sangat penting untuk mencegah kasus seperti ini.

Dalam menangkis penyusupan kejahatan dari kalangan masyarakat kita harus patuh pada aturan yang berlaku dan tidak mudah percaya dengan orang asing yang menawarkan bantuannya. Meskipun demikian, para pelaku seringkali menggunakan alasan-alasan yang memikul hati, seperti membantu kesulitan keluarga, namun di baliknya mereka hanya ingin meraih keuntungan pribadi.

Baca juga Berita lainnya di News Page