Pemerintah menyatakan kesediaan mereka untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu singkat. Perayaan hari ulang tahun ke-80 Indonesia diyakini sebagai titik balik penting untuk meraih kemajuan besar dalam sektor pertanian. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerangkan bahwa hari kemerdekaan ini menjadi kesempatan strategis untuk мемenuhi tujuan tersebut. Menurutnya, Indonesia bakal capaian kebebasan pangan dalam tahun ini.
“Kita manfaatkan momen ini untuk melakukan perombakan besar-besaran di semua komoditas, terutama pangan. Semoga, tahun ini kami bisa meraih swasembada pangan,” ujar Amran dalam pernyataan tertulis saat memimpin acara peringatan HUT RI di Kementerian Pertanian, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
Pemerintah telah meringkas waktu target swasembada pangan dari awalnya empat tahun menjadi hanya satu tahun. Amran menjelaskan bahwa hal ini dapat dicapai karena dukungan Presiden Prabowo Subianto, kerja keras tim Kementerian Pertanian, dan upaya petani.
“Dengan bantuan luar biasa dari Presiden dan perjuangan bersama, kami bisa mempersingkat waktu pencapaian target swasembada dari empat tahun menjadi satu tahun,” katanya.
Sampai September 2025, produksi beras nasional diperkirakan akan mencapai surplus 4,86 juta ton. Sementara itu, stok beras di Perum Bulog diproyeksikan mencapai 4,2 juta ton. Angka ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) naik hingga 122 persen, melebihi target yang ditetapkan pemerintah.
Selain memastikan ketahanan pangan dalam negeri, Indonesia juga memberikan kontribusi terhadap stabilitas pangan global. Hal ini terlihat dari pemutusan impor beras sejak awal tahun 2025. Keputusan ini menyebabkan penurunan harga beras dunia dari US$ 460 per ton menjadi US$ 370 per ton.
“Artinya, petani Indonesia tidak hanya meningkatkan kesejahteraan rakyat sendiri, tetapi juga membantu menjaga stabilitas pangan global,” terang Amran.
Amran memastikan bahwa dengan capaian dan momentum saat ini, Indonesia berada di jalur yang benar untuk membuktikan diri sebagai negara yang merdeka dalam hal pangan. “Tanpa pangan, negara bisa mengalami masalah. Dengan pangan yang kuat, bangsa ini akan kuat berdiri. Inilah makna nyata swasembada yang akan kami capai tahun ini,” tutupnya.
Menurut data riset terbaru, swasembada pangan tidak hanya tentang produksi, tetapi juga tentang distribusi yang merata dan aksesibilitas bagi semua lapisan masyarakat. Studi kasus di beberapa daerah menunjukkan bahwa akan lebih efisien jika petani given dukungan teknologi modern dan akses pasar yang lebih baik. Infografis menunjukkan bahwa investasi dalam infrastruktur pertanian mampu meningkatkan produktivitas hingga 30 persen.
Ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang kemajuan kolektif. Setiap biji yang ditanam, setiap langkah yang dilakukan petani, dan setiap kebijakan yang tepat menjadi batu bata yang membangun fondasi negara yang lebih kuat. Mari kita berpartisipasi, baik dari pemerintah, petani, atau masyarakat, untuk menjaga dan membangun kemerdekaan pangan kita. Masyarakat bisa berkontribusi dengan memahkan pangan lokal dan mendukung petani. Setiap tindakan kecil bisa menjadi bagian dari perubahan besar.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Owner Thecuy.com
Wih, cementerioo? Kok namanya serem banget ya, kirain mau bahas hal mistis. Semoga panennya melimpah, nggak cuma namanya aja yang “berlimpah ruah” 😅 Eh, ada yang tau arti sebenarnya dari “cementerioo” nggak sih?