Karakteristik Tubuh yang Berubah Selama Puasa 24 Jam

anindya

By anindya

Puasa selama 24 jam, khususnya dengan pendekatan eat-stop-eat, kini menjadi tren yang banyak digadang-gadang akan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah kemampuan tubuh untuk memasuki fase ‘perbaikan dalam’ melalui pembakaran cadangan energi. Namun, penting untuk diingat bahwa metode ini tidak cocok untuk semua orang dan sebaiknya dilakukan setelah konsultasi dengan profesional kesehatan.

Ketika seseorang memulai puasa, tubuh tidak segera berhenti beraktivitas. Proses pencernaan sisa makanan terakhir membutuhkan waktu sekitar enam jam. Setelah perut dan usus beres, tubuh mulai mengakses cadangan energi yang tersedia. Berikut perubahan yang terjadi dalam tubuh selama proses puasa:

  • Setelah 8 jam: Tubuh mulai memanfaatkan glikogen, yakni karbohidrat yang disimpan di otot dan hati, untuk dikonversi menjadi energi.
  • Setelah 12 jam: Tubuh memasuki keadaan mini-ketosis, di mana lemak diproses menjadi sumber energi utama.
  • Setelah 16 jam: Tubuh memulai proses autofagi, yaitu mekanisme pemulihan diri dengan menguraikan dan menghapus sel-sel yang rusak atau tidak lagi dibutuhkan.
  • Setelah 24 jam: Tubuh secara penuh bergantung pada lemak sebagai bahan bakar utama.

Puasa selama 24 jam juga diketahui memiliki beberapa manfaat, seperti penurunan berat badan dan pengurangan risiko diabetes. Selain itu, aktivitas ini juga dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan mengurangi kadar lemak dalam darah. Namun, puasa baik jangka pendek maupun panjang bukanlah solusi untuk semua orang dan harus dilakukan dengan hati-hati. Melakukan puasa terlalu lama dapat menjadi resiko, karena tubuh akan memasuki ‘mode kelaparan’ yang justru memicu penimbunan lemak saat kembali makan.

Oleh karena itu, sebelum memulai praktik puasa, baik puasa intermiten maupun yang lain, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Studikasus yang dilakukan menunjukkan bahwa puasa intermiten efektif dalam meningkatkan ketahanan tubuh dan memperbaiki fungsi metabolisme. Data terbaru juga mengindikasikan bahwa puasa berkelanjutan dapat mengoptimalkan proses autofagi, yang penting untuk perkembangan sel sehat.

Praktik ini telah menunjukkan potensi untuk mengubah pola makan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Dengan pemantauan yang tepat, puasa dapat menjadi salah satu strategi pengelolaan berat badan dan kesehatan yang efektif. Tetapi ingat, konsistensi dan pengawasan profesional adalah kunci sukses.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Satu pemikiran pada “Karakteristik Tubuh yang Berubah Selama Puasa 24 Jam”

  1. Wah, 24 jam puasa langsung jadi supermodel ya? Bakar lemak, metabolisme naik, hemat energi… Kira-kira kalau puasa setahun, jadi dewa/dewi abadi nggak ya? 🤔

    Balas

Tinggalkan Balasan