Gubernur Riau Acungi Jempol Terhadap Sungai Kuansing Jernih, Mengagumi Pak Kapolda

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Gubernur Riau, Abdul Wahid, terkesan senang dengan upaya Kapolda Irjen Herry Heryawan dalam membersihkan Sungai Kuantan tepat sebelum pelaksanaan Festival Pacu Jalur. Abdul Wahid mendukung penleisihan penambangan emas ilegal (PETI) yang selama ini telah merusak kebersihan sungai tersebut.

Pernyataan itu diungkapkan pada hari Senin (18/8/2025) saat Abdul Wahid melakukan observasi terakhir di Sungai Kuantan, Tepian Narosa, Teluk Kuantan, bersama dengan Kapolda Irjen Herry Heryawan dan Bupati Kuansing, Suhardiman Amby.

“Hari ini, kita melakukan pemeriksaan terakhir sebelum Festival Pacu Jalur bersama Kapolda dan Bupati di Sungai Kuantan. Sebelumnya, sungai ini keruh, tetapi kini airnya sudah jernih,” kata Abdul Wahid.

Sementara itu, Polda Riau telah melakukan Operasi PETI selama dua pekan terakhir untuk mengatasi penambangan ilegal yang telah mempengaruhi kualitas air Sungai Kuantan. Tindakan ini bertujuan meningkatkan kebersihan sungai, khususnya sebelum digelarnya Festival Pacu Jalur Nasional 2025 yang akan berlangsung dari 20-24 Agustus 2025.

“Sangat luar biasa, Pak Kapolda,” ujar Abdul Wahid sambil mengangguk headah.

Bupati Suhardiman Amby juga memuji Kapolda Irjen Herry Heryawan atas upayanya. “Ini sesungguhnya luar biasa, Pak Kapolda,” ungkap Suhardiman. Ia juga mengajak masyarakat untuk hadir di Kuansing dan menikmati Festival Pacu Jalur. “Ini adalah gelanggang Pacu Jalur nasional, Tepian Narosa, dan sekarang sungai sudah jernih. Marilah ke Kuansing untuk menyambut tamu mancanegara,” ajak Suhardiman.

Irjen Herry Heryawan menambahkan bahwa kualitas air Sungai Kuansing telah mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan beberapa minggu sebelumnya. “Kita melihat perbedaan yang jelas dari situasi 2 atau 3 minggu yang lalu,” katanya. Herry Heryawan juga mengucapkan terima kasih kepada TNI dan Pemda yang telah berkolaborasi dalam Operasi PETI yang berlangsung dari 31 Juli-13 Agustus 2025. Ia memastikan bahwa operasi penertiban akan terus dilakukan, tidak hanya selama event ini.

“Semoga dengan kerjasama Pemda, kepolisian, dan TNI, kegiatan penambangan ilegal tidak akan terjadi lagi setelah festival berakhir. Ini semoga menjadi pelajaran untuk masa depan, semoga tahun depan kondisinya lebih baik lagi,” ucapnya.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah, kepolisian, dan TNI dalam penanggulangan PETI telah membawa dampak positif yang signifikan. Kajian terkini menunjukan bahwa 78% masyarakat setuju dengan langkah-langkah yang telah diambil. Hal ini juga menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk mengikuti pola kerjasama yang sama dalam menanggulangi masalah lingkungan.

Studi kasus di Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa pembatasan aktivitas PETI telah mengurangi kerusakan ekosistem sungai hingga 45% dalam waktu satu tahun. Ini memantapkan bahwa keberhasilan penertiban PETI tidak hanya berdampak pada keindahan sungai, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan.

Kesimpulan, upaya kolaboratif dalam membersihkan Sungai Kuantan bukan hanya tujuan pendekatan festival, tetapi pula langkah strategis untuk kebersihan lingkungan jangka panjang. Harapkan perubahan positif ini menjadi landasan untuk pelestarian sumber daya alam di Indonesia.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan