Gen Z mengalami penurunan drastis dalam pengeluaran untuk game, mencapai hampir 25% dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh tekanan ekonomi yang memengaruhi generasi muda. Meskipun demikian, mereka tetap aktif dalam dunia gaming dengan memilih alternatif yang lebih hemat seperti game gratis, judul indie, dan keuntungan diskon.
Data dari studi Circana pada Juni 2025 menunjukkan bahwa pembelian game oleh Gen Z mengalami penurunan yang jauh lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pengurangan ini mencapai 25% dari Januari hingga April, sementara kelompok lain hanya mengalami penurunan minimal.
Belanja game untuk kalangan usia 18-24 tahun mengalami penurunan yang cukup signifikan.
“Lulusan muda saat ini mengalami kesulitan besar dalam mencari pekerjaan. Pembayaran pinjaman pelajar kembali berjalan untuk jutaan peminjam… tingkat keterlambatan pembayaran kartu kredit naik ke level tertinggi sejak sebelum pandemi…”
www.wsj.com/personal-fin…
— Mat Piscatella
Sulitnya mendapatkan pekerjaan, kewajiban pembayaran pinjaman mahasiswa, dan kenaikan tingkat keterlambatan pembayaran kartu kredit menjadi faktor utama yang memengaruhi keputusan pengeluaran mereka. Namun, minat untuk bermain game tetap kukuh. Mereka memanfaatkan opsi terjangkau seperti Roblox dan Valorant, serta judul indie. Permainan multiplayer seperti Peak, Repo, dan Lethal Company juga populer karena gameplay sosialnya yang cocok dengan perangkat menengah.
Tidak ada yang bisa menghentikan minat Gen Z terhadap gaming, meskipun situasi ekonomi semakin sulit. Dengan kreativitas dan pengetahuan tentang alternatif terjangkau, mereka terus menikmati pengalaman gaming tanpa harus merogoh kocek dalam-jali. Ini menunjukkan betapa pentingnya gaming untuk generasi muda sebagai media hiburan dan sosialisasi, bahkan di tengah kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan.
Baca juga games lainnya di Info game terbaru

Owner Thecuy.com