Kota Tasikmalaya Berharap Merdeka dari Miras, Narkoba

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Penyalahgunaan dan peredaran minuman beralkohol masih menjadi masalah serius yang mengganggu Kota Tasikmalaya. Upaya penanganan harus lebih gigih untuk bisa membebaskan kota dari ancaman minuman tersebut.

Kepolisian Kota Tasikmalaya bersama unsur Forkopimda melakukan kegiatan pemusnahan barang bukti hasil pengamanan di depan Pos Polisi Taman Kota, Kamis (14/8/2025). Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, adalah salah satu yang hadir memimpin upaya tersebut.

Benda-benda yang dihancurkan meliputi 5.654 botol miras, 14.454 butir obat keras, 5,88 gram sabu-sabu, 37,66 gram ganja, 21,68 gram tembakau sintetis, dan 502 unit knalpot brong. Semua barang tersebut merupakan hasil operasi selama kurang lebih dua bulan.

Viman Alfarizi menyatakan bahwa bulan Agustus adalah waktu yang berarti karena merayakan kemerdekaan. Namun, ia menegaskan bahwa masyarakat masih terpengaruh oleh berbagai penyakit sosial. “Dulu kita melawan penjajah, sekarang kita berusaha untuk lepas dari penyakit sosial,” ujarnya.

Wali kota tersebut juga mengimbau semua pihak untuk bersama-sama membanting tukang peredaran miras, baik dari pihak pemerintah, aparat keamanan, maupun masyarakat. Tujuan utama adalah untuk menjadikan Tasikmalaya bebas dari minuman beralkohol. “Kita tuju pada kota Tasikmalaya yang bebas dari miras,” katanya.

Meskipun ternyata sulit untuk mencapai tujuan tersebut karena miras terus beredar meskipun sudah sering dirazia, pemerintah dan forkopimda tetap bersemangat. “Kita tidak akan puas dan terus mengadvokasi agar masyarakat lebih waspada,” ujarnya.

Kepala Kepolisian Kota Tasikmalaya, AKBP Moch Faruk Rozi, menyampaikan bahwa ini merupakan kesempatan keempat tahun ini untuk melakukan pemusnahan barang bukti. Kepolisian akan terus berkomitmen untuk menargetkan peredaran miras, narkoba, hingga knalpot bising. “Kami berkomitmen untuk memastikan Tasikmalaya bebas dari penyakit sosial,” katanya.

Diketahui bahwa penyebaran miras di Tasikmalaya masih terjadi. Namun hasil investigasi polisi menunjukkan bahwa minuman tersebut bukan diproduksi di dalam kota. “Miras tersebut berasal dari luar Tasikmalaya,” kata dia.

Upaya yang dilakukan pemerintah dan aparat keamanan belum cukup untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi komitmen mereka tetap kuat untuk mencapai kota yang lebih aman dan sehat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan