Dari total 163 kasus kekerasan terhadap anak di Kota Tasikmalaya, hampir seperempat di antaranya meliputi anak-anak laki-laki. Psikolog Rikha Surtika Dewi menyatakan bahwa lingkungan sekitar menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk ketidaksadaran anak terhadap tindakan kekerasan, termasuk bentuk-bentuk kekerasan seksual.
Menurut keterangan Rikha, lingkungan yang sering menampilkan perilaku, ucapan, atau lelucon dengan nuansa seksual dapat mengurangi kesadaran anak tentang batas-batas yang harus dijaga. Hal serupa berlaku terhadap anak yang terlalu sering melihat kekerasan fisik, yang akhirnya dianggap sebagai sesuatu yang biasa.
“Anak-anak yang besar dalam lingkungan seperti itu akan merasa bahwa perilaku seksual atau kekerasan adalah sebagian dari kehidupan normal, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan,” ujarnya.
Rikha juga memaparkan bahwa dampak psikologis yang dialami korban tidak selalu sama. Perbedaan karakter, kepribadian, dan pengalaman sejak dini mempengaruhi seberapa besar resiliensi dan rentan mereka terhadap trauma. “Tidak berbeda dengan orang dewasa, ada anak yang lebih tahan, sedang, atau rentan terhadap stres. Dukungan dari lingkungan dan sistem dukungan menjadi kunci pemulihan trauma,” jelasnya.
Kelebihan masalah, tidak semua anak menyadari bahwa mereka mengalami trauma. Beberapa bahkan merasa semuanya wajar. Pada beberapa kasus, justru reaksi keluarga yang terkejut atau panik yang membuat anak merasakan dampak psikologis.
Sebagai contoh, Rikha pernah mengatasi dua anak berusia TK dan SD yang memasukkan benda tajam ke bagian tubuh sensitif mereka hingga merasa sakit. Namun, sehari kemudian, mereka berbuat seperti biasa, tanpa menunjukkan gejala trauma. “Dampak psikologis baru muncul setelah mereka mendapat tanggapan dari keluarga atau pihak terkait,” kata psikolog tersebut.
Oleh karena itu, Rikha menekankan bahwa lingkungan memiliki peran utama dalam pencegahan dan pemulihan kasus kekerasan terhadap anak. Umumnya, proses penyembuhan bagi anak laki-laki maupun perempuan memiliki konsep yang mirip, meskipun perlu disesuaikan dengan karakter masing-masing. Salah satu metode yang efektif adalah terapi bermain untuk anak usia dini.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.