Jakarta – MIND ID, holding BUMN di sektor pertambangan, terus berkomitmen dalam pelestarian lingkungan melalui berbagai inisiatif. Langkah-langkah ini mencakup perlindungan biodiversitas flora dan fauna di sekitar area tambang serta pelaksanaan program konservasi berkelanjutan.
Berbagai perusahaan anggota holding seperti PT Bukit Asam (PTBA), PT Aneka Tambang (ANTAM), PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Timah, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), dan Vale telah menjalankan upaya pelestarian keanekaragaman hayati di lokasi operasi mereka.
PTBA menunjukkan tanggung jawab lingkungannya melalui program konservasi untuk melindungi dan memulihkan habitat yang terancam punah. Perusahaan telah mengidentifikasi, memulihkan, dan melindungi spesies flora dan fauna berdasarkan Daftar Merah IUCN serta Daftar Konservasi Nasional.
Upaya restorasi habitat yang terdampak kegiatan penambangan batu bara terus dilakukan PTBA. Pada Oktober 2021, perusahaan bersama Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem dan KLHK memperkuat fungsi konservasi biodiversitas di wilayah kerja Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan serta Taman Nasional Berbak dan Sembilang.
Di Taman Nasional Berbak Sembilang, PTBA mendukung pelestarian flora dan fauna dengan memantau populasi burung migran, menanam mangrove seluas 300 hektar di Pulau Alanggantang, serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan pembibitan dan penanaman mangrove.
ANTAM sebagai bagian dari MIND ID juga menerapkan strategi konservasi biodiversitas, terutama di lokasi pertambangan emas dan nikelnya yang berbatasan dengan kawasan lindung. Program mereka meliputi perlindungan jalak putih, burung paruh bengkok, penangkaran rusa timor, penetasan telur komodo (Hachiko Eggs), serta penanaman bakau.
Pada 2024, ANTAM memperluas inisiatif konservasinya dengan menanam 240 pohon palahlar di UBP Emas, merehabilitasi lahan pesisir dengan 60.000 mangrove di UBP Nikel Kolaka (total 1 juta mangrove), melestarikan 603 pohon ulin di UBP Bauksit Kalimantan Barat, dan melindungi 22 ekor burung gosong kelam di UBP Nikel Maluku Utara.
PT Freeport Indonesia mengoperasikan Milepost 21 (MP 21), pusat konservasi biodiversitas dan penelitian di bekas area pengendapan tailing. Lebih dari 150 jenis tanaman telah diuji coba di sini, termasuk tanaman penutup tanah, sayuran, dan biji-bijian.
MP 21 juga menjalankan program repatriasi satwa liar, melepasliarkan sekitar 55.000 hewan endemik, termasuk 50.000 kura-kura moncong babi. Fasilitas ini juga menjadi tempat penampungan sementara bagi satwa endemik sebelum dikembalikan ke alam.
PT Timah fokus pada perlindungan biodiversitas melalui program Hutan Kehati, menjaga ekosistem alami di sekitar lokasi tambang. Tiga hutan dikelola perusahaan: Hutan Kota Muntok (2,2 hektar), Kampoeng Reklamasi Air Jangkan (32 hektar), dan Hutan Kehati Kundur (17 hektar).
Keberhasilan program terlihat dari meningkatnya jumlah flora dan fauna. Hutan Kehati Muntok memiliki 61 jenis flora dan 36 fauna, Air Jangkang memiliki 52 flora dan 37 fauna, sementara Kundur memiliki 32 flora dan 44 fauna.
INALUM mendukung konservasi dengan membangun Taman Kehati seluas 4 hektar di Komplek Perumahan Paritohan, Kabupaten Toba. Program termasuk budidaya tanaman endemik Toba, ikan koi, dan penggunaan eco enzym di kolam.
Pada 2024, INALUM menanam 200.000 pohon di Humbang, Hasundutan, Samosir, dan Toba. Perusahaan juga menangkarkan 32 rusa dan melindungi burung air migran, serta memantau spesies dalam daftar merah IUCN.
PT Vale Indonesia, dengan dukungan MIND ID, membangun Taman Kehati Sawerigading Wallacea yang terintegrasi dengan persemaian berkapasitas 750.000 bibit per tahun. Fasilitas ini menjadi rumah bagi 22 rusa Timor, kupu-kupu endemik, dan arboretum dengan 74 jenis pohon lokal.
Atas berbagai pencapaian tersebut, MIND ID layak mendapat apresiasi dan penghargaan “Anugerah Ekonomi Hijau untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati Kawasan Operasional Tambang”.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Owner Thecuy.com
Wah, keren nih MIND ID, udah bikin kekayaan alam berkurang, sekarang sok peduli lingkungan. Semoga bukan cuma pencitraan ya, tapi beneran berdampak positif! Gimana menurut kalian, programnya efektif nggak sih?