Wilayah utara Pakistan dilanda banjir besar dan tanah longsor yang disebabkan oleh curah hujan monsun yang tinggi. Akibat bencana ini, tidak kurang dari 199 nyawa melayang dalam rentang waktu satu hari.
Kejadian ini menciptakan suasana mencekam yang digambarkan warga seperti “hari kiamat”.
Menurut keterangan pejabat Pakistan, baik tingkat nasional maupun lokal, yang dilaporkan AFP pada Sabtu (16/8/2025), 180 dari total korban jiwa berasal dari Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan menyatakan sembilan korban lainnya ditemukan di wilayah Kashmir yang dikontrol Pakistan, sementara lima korban lagi berasal dari Gilgit-Baltistan.
Mayoritas korban meninggal akibat banjir dan robohnya bangunan, dengan rincian 19 perempuan dan 17 anak-anak termasuk di antaranya. Selain itu, 28 orang mengalami cedera di berbagai lokasi terdampak.
Menurut Kepala Menteri Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur, lima orang, termasuk dua pilot, tewas dalam kecelakaan helikopter milik pemerintah provinsi. Helikopter tersebut jatuh saat menjalankan operasi penyelamatan karena cuaca buruk.
Distrik Buner, Bajaur, Mansehra, dan Battagram ditetapkan sebagai wilayah yang paling parah terkena dampak bencana ini.
Di Bajaur, sebuah daerah kesukuran berbatasan dengan Afghanistan, warga berkerumun di sekitar alat berat yang sedang membersihkan tanah yang tertutup lumpur. Upacara pemakaman digelar di lapangan rumput terdekat, dengan masyarakat berduka di depan jenazah yang dibungkus kain.
“Saya mendengar suara gemuruh seperti gunung runtuh. Saya segera keluar dan melihat seluruh daerah bergetar, seakan-akan dunia akan berakhir,” kata Azizullah, warga Buner, kepada AFP. Puluhan korban tewas dan luka dilaporkan di daerah tersebut.
“Saya pikir itu hari akhir. Tanah bergetar karena derasnya air, dan rasanya seperti kematian menatap langsung ke arah saya,” ungkapnya.
Badan meteorologi setempat telah memperingatkan kemungkinan hujan deras di wilayah barat laut Pakistan, mengimbau masyarakat untuk menjauhi daerah rawan bencana.
Pemerintah Khyber Pakhtunkhwa menetapkan hari berkabung pada Sabtu (16/8).
“Bendera akan dikibarkan setengah tiang di seluruh provinsi, dan para korban akan dimakamkan dengan upacara kenegaraan penuh,” demikian pernyataan resmi dari kantor Ali Amin Gandapur.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
π Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
π Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.
Duh, Pakistan lagi⦠Semoga nggak ada korban jiwa lagi deh, kasian banget. 200 orang dalam 24 jam, serem juga ya. Kira-kira penyebabnya apa ya, selain faktor alam pastinya?