Jakarta –
Sebagian besar pembentukan struktur dan kemampuan otak terjadi pada masa awal kehidupan, khususnya sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Oleh karena itu, asupan nutrisi yang optimal sangat diperlukan dalam rentang usia 0-3 tahun untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Prof Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), menyoroti bahwa pertumbuhan otak pada masa emas ini berlangsung dengan kecepatan yang luar biasa.
“Gizi memiliki dampak signifikan terhadap kondisi kognitif. Perkembangan otak berlangsung sangat pesat antara usia 0 hingga 3 tahun. Bahkan nutrisi yang dikonsumsi sejak dalam kandungan sudah memengaruhi pembentukan otak,” ujar Prof Stella dalam diskusi dengan detikcom pada Jumat (18/7/2025).
Jika kebutuhan gizi tidak tercukupi, hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan kognitif, memori, fokus, serta kemampuan akademik di masa depan.
Efek Negatif Kekurangan Nutrisi pada Otak
Menurut jurnal The Role of Nutrition in Brain Development: The Golden Opportunity of the ‘First 1000 Days’, otak terdiri dari berbagai bagian dan proses yang berkembang dengan kecepatan berbeda. Sebagian besar pertumbuhannya terjadi secara intensif selama masa kehamilan hingga awal kehidupan setelah lahir.
Proses mielinisasi, yaitu pembentukan lapisan lemak (mielin) di sekitar serabut saraf, mengalami peningkatan drastis pada usia kehamilan 32 minggu dan mencapai puncaknya dalam dua tahun pertama setelah kelahiran. Lapisan ini berfungsi mempercepat penghantaran sinyal saraf dan meningkatkan kinerja otak.
Sistem neurotransmiter monoamin, yang berkaitan dengan emosi, penghargaan diri, dan suasana hati, juga mulai berkembang sejak masa prenatal dan terus tumbuh cepat hingga setidaknya usia 3 tahun.
Hippocampus, bagian otak yang mengatur memori dan pengenalan ruang, mengalami pertumbuhan pesat sekitar usia kehamilan 32 minggu dan terus berkembang hingga 18 bulan setelah lahir.
Selanjutnya, korteks prefrontal, yang bertanggung jawab atas kemampuan multitasking, menunjukkan percepatan pertumbuhan pada bulan pertama kehidupan.
“Memastikan setiap wilayah otak berkembang dengan baik sangat penting, bukan hanya agar fungsi masing-masing wilayah optimal, tetapi juga agar seluruh bagian otak dapat bekerja secara terkoordinasi dalam jaringan yang kompleks,” jelas Profesor Pediatri Michael K Georgieff dari University of Minnesota School of Medicine.
Masa Penting Perkembangan Otak Anak
Kekurangan nutrisi di awal kehidupan lebih berisiko memengaruhi hippocampus daripada korteks prefrontal. Penelitian tahun 2020 dalam The Journal of Pediatrics menunjukkan bahwa ketidakseimbangan antara hippocampal dan prefrontal, serta area tegmental ventral, dapat memicu gangguan perilaku serius, termasuk skizofrenia.
Para ahli saraf menekankan pentingnya memperhatikan masa kritis dan sensitif. Masa kritis adalah periode awal di mana kekurangan nutrisi dapat menyebabkan dampak jangka panjang yang tidak dapat diperbaiki.
Sementara itu, masa sensitif adalah fase ketika otak lebih rentan terhadap pengaruh lingkungan, meski efeknya tidak selalu permanen. Kedua periode ini sama-sama penting dan tidak boleh diabaikan.
Berdasarkan temuan ini, orang tua perlu memahami nutrisi yang dibutuhkan anak, bahkan sejak masa kehamilan. Menurut pedoman gizi seimbang dari Kemenkes RI, ibu hamil perlu memenuhi kebutuhan asam folat, protein dari kacang-kacangan, hati, dan sayuran.
Selain itu, diperlukan asupan kalsium dari susu dan ikan, protein dari ikan, ayam, dan telur, zat besi dari daging merah tanpa lemak, serta vitamin D dari ikan dan jeruk.
Komite Nutrisi American Academy of Pediatrics merekomendasikan nutrisi tertentu untuk mendukung perkembangan otak balita, seperti kolin, folat, yodium, dan zat besi. Anak juga membutuhkan asam lemak tak jenuh seperti omega-3, protein, serta vitamin A, D, B6, B12, dan seng.
Makanan dan Nutrisi Penting untuk Anak
Tidak ada satu jenis makanan yang dapat menjamin perkembangan otak anak secara maksimal. Anak perlu mendapatkan berbagai nutrisi dari beragam sumber makanan.
Menurut laman University of California Los Angeles (UCLA), berikut nutrisi yang direkomendasikan untuk anak usia 0-3 tahun:
Protein dan Kolin
Nutrisi seperti kolin, vitamin B12, dan protein sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan otak. Kolin berperan dalam perkembangan otak normal dan mendukung fungsi kognitif. Sumber kolin dapat diperoleh dari telur, yang kaya nutrisi dan umumnya disukai anak. Dua butir telur per hari sudah mencukupi kebutuhan kolin untuk anak di bawah 8 tahun.
Omega-3
Lemak omega-3 juga sangat penting dan bisa didapat dari ikan serta makanan laut lainnya. Selain omega-3, makanan laut mengandung protein, seng, zat besi, kolin, yodium, dan nutrisi lain yang mendukung perkembangan otak. Namun, hindari ikan dengan kadar merkuri tinggi seperti tuna dan ikan todak.
Kelebihan merkuri dapat merusak sistem saraf anak. Sebagai alternatif, pilih makanan laut rendah merkuri seperti udang, salmon, nila, kepiting, atau ikan kod. Anak di bawah 3 tahun dapat mengonsumsi 25 gram ikan dua hingga tiga kali seminggu.
Asam Folat
Studi menunjukkan bahwa anak yang mendapat cukup asam folat memiliki kemampuan kognitif lebih baik. Menurut dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH dari IDAI, asupan asam folat diperlukan sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
“Asam folat diperlukan untuk pembentukan sistem saraf janin, sehingga harus dipenuhi sejak awal kehamilan,” jelasnya.
Bagi ibu hamil yang baru menyadari kehamilan setelah beberapa minggu, penting segera memenuhi kebutuhan asam folat. Selain dari suplemen, asam folat bisa didapatkan dari makanan sehari-hari seperti telur, kacang-kacangan, alpukat, dan makanan tinggi protein.
Zat Besi
Zat besi sangat penting untuk kecerdasan otak anak. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kesulitan belajar dan meningkatkan risiko ADHD.
Dr. Wisvici Yosua Yasmin, M.Sc, SpA, menjelaskan bahwa zat besi harus dipenuhi selama periode emas perkembangan anak, terutama hingga usia 2 tahun. Proses transfer zat besi dari ibu ke janin paling besar terjadi pada trimester ketiga.
Perkembangan otak bayi sangat pesat pada enam bulan pertama, lalu dilanjutkan pada usia 6-18 bulan, hingga mencapai usia 2 tahun.
Kekurangan zat besi juga terkait dengan anemia. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada remaja 15-24 tahun mencapai 15,5%, sementara pada anak 5-14 tahun mencapai 26%.
Kolin dan Yodium
Protein, seng, kolin, dan yodium diperlukan untuk produksi hormon tiroid, yang penting untuk perkembangan otak. Bahkan kekurangan yodium ringan dapat memengaruhi fungsi kognitif anak.
Sumber makanan yang kaya nutrisi ini termasuk yogurt tanpa pemanis, yang mudah diberikan untuk mendukung pertumbuhan otak anak.
Seng
Seng berperan penting pada masa balita ketika otak berkembang pesat. Kekurangan seng dapat mengganggu daya ingat dan kemampuan belajar.
Makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan selai kacang kaya akan protein dan seng.
Probiotik
Kesehatan otak anak juga terkait dengan sistem pencernaan, sehingga penting untuk mencukupi kebutuhan probiotik. Banyak penelitian menunjukkan hubungan erat antara otak dan pencernaan melalui gut-brain axis.
Mekanisme ini tidak hanya menunjukkan bahwa otak memengaruhi pencernaan, tetapi juga sebaliknya—kesehatan pencernaan berdampak pada fungsi otak.
Dalam penelitian Microbiome-gut-brain axis in brain development, cognition and behavior during infancy and early childhood, terbukti bahwa kedua sistem saling terhubung dan berperan penting di awal kehidupan.
Otak dapat mengirim sinyal langsung ke pencernaan melalui enteric nervous system (ENS), yang sering disebut sebagai “otak kedua” karena kemampuannya mengatur pencernaan secara mandiri.
Hubungan Gut-Brain Axis dengan Otak
1. Saraf Vagus: Jalur Komunikasi Langsung
Saraf vagus adalah penghubung utama antara otak dan usus. Penelitian dalam Nature Reviews: Neuroscience (2011) menunjukkan bahwa saraf ini berperan penting dalam komunikasi dua arah. Misalnya, stres dapat menghambat aktivitas saraf vagus, yang menyebabkan masalah pencernaan seperti sakit perut atau diare.
2. Neurotransmiter: Pengatur Emosi dan Suasana Hati
Neurotransmiter seperti serotonin, yang memengaruhi suasana hati, sebagian besar diproduksi di usus, bukan otak. Selain serotonin, mikroba usus juga menghasilkan GABA, yang membantu mengurangi kecemasan dan stres.
Gut-brain axis tidak hanya memengaruhi pencernaan atau emosi, tetapi juga berperan dalam berbagai proses penting. Menurut Neuroscience Letters (2016), senyawa seperti butirat membantu memperkuat blood-brain barrier, yang melindungi otak dari racun dan zat berbahaya.
Keseimbangan mikrobiota usus sangat penting untuk fungsi optimal gut-brain axis. Cara menjaganya adalah dengan mengonsumsi makanan kaya serat, prebiotik, dan probiotik seperti yogurt dan tempe.
Probiotik mengandung bakteri baik yang meningkatkan keragaman mikroba usus, membantu produksi neurotransmiter, dan memperkuat sistem kekebalan.
Salah satu contohnya adalah Triple Bifidus, kombinasi tiga jenis probiotik Bifidobacterium yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan nutrisi dan mendukung pertumbuhan anak, termasuk perkembangan otak.
Masa depan anak tidak terjadi secara kebetulan, tetapi dibentuk oleh pilihan terbaik orang tua sejak dini. Morinaga memahami peran penting orang tua dalam menentukan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, Morinaga hadir dengan tiga kunci utama: memberikan Atensi penuh di setiap tahap perkembangan, mengasah Potensi unik anak, dan memenuhi Nutrisi Tepat sebagai fondasi pertumbuhan optimal. Dengan dukungan terbaik, setiap pilihan orang tua adalah langkah besar menuju masa depan cerah anak.
Morinaga. Your Choice, Their Future
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah penulis di thecuy.com, sebuah website yang berfokus membagikan tips keuangan, investasi, dan cara mengelola uang dengan bijak, khususnya untuk pemula yang ingin belajar dari nol.
Melalui thecuy.com, saya ingin membantu pembaca memahami dunia finansial tanpa ribet, dengan bahasa yang sederhana.
Wah, judulnya bikin ngeri ya, kayaknya kalau anaknya nggak cerdas nanti kita yang disalahin. Emang ya, umur 0-3 tahun itu penting banget, tapi jangan sampai stress mikirin nutrisi mulu deh, nanti malah ibunya yang nggak sehat. Kira-kira ada tips biar nggak galau mikirin menu anak usia segitu nggak sih?