Usaha mikro di Amerika Serikat mulai cemas akibat melonjaknya biaya produk impor. Banyak restoran dan tempat makan mulai mengalami efek dari keputusan tarif tinggi yang ditetapkan oleh Presiden Donald Trump.
Komoditas yang rentan terhadap tarif mencakup biji kopi, teh premium, serta berbagai jenis rempah. Hal ini menjadi kekhawatiran serius bagi bisnis skala kecil yang bergantung pada produk-produk tersebut.
Menurut perhitungan Tax Foundation, sekitar 74% bahan makanan impor di AS akan terkena tarif. Akibatnya, konsumen diprediksi akan menghadapi harga yang lebih tinggi untuk barang-barang impor.
Berdasarkan laporan CNBC pada Kamis (14/8/2025), data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa harga kopi meningkat 14,5% pada Juli. Harga rata-rata per pon kopi bubuk di tingkat eceran mencapai US$ 8,41.
Jessica Simons, pemilik Bethany’s Coffee Shop di Lincoln, Nebraska, mengungkapkan bahwa harga di tokonya sudah naik 18% hingga 25% sejak awal tahun. Ia menyatakan tidak memiliki opsi lain selain menaikkan harga. Perubahan harga yang terlalu sering bahkan membuatnya kesulitan memperbarui menu.
“Perubahan harga terjadi begitu cepat, kami tidak sempat mencetak ulang menu setiap kali ada kenaikan,” ujar Simons.
Selain kopi, Simons juga menanggung biaya lebih tinggi untuk alpukat dan tomat. Ia mengaku terpaksa menaikkan harga ke pelanggan, yang menyebabkan margin keuntungannya semakin menipis.
“Kami sudah berada di tahap di mana tidak ada pilihan selain menaikkan harga. Keuntungan kami sangat kecil. Bisnis kecil kesulitan menanggung kenaikan biaya tarif ini,” jelasnya.
Anjali Bhargava, pendiri Anjali’s Cup yang memproduksi minuman teh kemasan dengan campuran kunyit dan chai, juga merasakan tekanan serupa. Situasi ini memaksanya untuk mempertimbangkan kenaikan harga, meski khawatir akan reaksi pelanggan.
“Kondisi ini memangkas margin keuntungan saya yang sudah minim dan bisa memaksa saya menaikkan harga, yang mungkin akan ditolak pelanggan, mengingat persaingan dengan merek besar,” kata Bhargava.
Hampir seluruh bahan baku yang digunakannya berasal dari luar negeri. Rempah-rempah didatangkan dari Vietnam, Thailand, Afrika, dan Amerika Selatan. Sementara teh dan merica berasal dari India, safron dari Afghanistan, dan kemasan kaleng khusus diproduksi di China.
Bhargava sangat khawatir dengan tarif 50% untuk teh dari India. Ia menganggap kebijakan ini tidak masuk akal, karena menurutnya, Trump seolah-olah menjadikan India sebagai sasaran hukuman, padahal yang dirugikan justru pelaku usaha kecil.
“Presiden mengklaim ini sebagai hukuman bagi India, tetapi yang paling terdampak adalah bisnis kecil, perusahaan, pekerja, dan konsumen Amerika,” tegas Bhargava.
“Merek-merek kecil yang mengandalkan modal sendiri dan mempertahankan integritas serta keaslian produk bisa benar-benar tersingkir,” tambahnya.
Kedai kopi sudah berjuang untuk bertahan dan harus mempertahankan margin keuntungan agar tetap beroperasi. Jika produk berkualitas dan autentik semakin tidak terjangkau, seluruh rantai pasokan akan terpengaruh. Kebijakan tarif ini berisiko menghilangkan keragaman bisnis yang selama ini menjadi daya tarik pasar Amerika.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Owner Thecuy.com
Duh, gara-gara Pak Trump ngopi jadi mahal ya? Mungkin sekarang saatnya kita semua belajar bikin kopi sendiri deh, sekalian hemat dan bisa sekalian jadi barista dadakan. Kira-kira nanti bakalan ada kopi “Trump’s Revenge” nggak ya?