Polisi dan Warga Dumai Rayakan HUT RI dengan Perlombaan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kebersamaan Polisi dan Masyarakat Dumai dalam Semarak HUT RI ke-80: Lebih dari Sekadar Perlombaan

Di tengah hiruk-pikuk isu nasional dan tantangan sosial-politik yang menghangat, Kota Dumai, Riau, justru menunjukkan wajah berbeda dalam menyambut Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia. Polisi dan warga setempat bersatu dalam berbagai perlombaan tradisional, menciptakan harmoni yang langka di tengah kesan institusi kepolisian yang kerap dianggap distant dari masyarakat.

Konteks: Membangun Jembatan di Tengah Kesenjangan Kepercayaan

Peristiwa ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan polisi-masyarakat di Indonesia kerap diwarnai ketegangan, mulai dari kasus kekerasan aparat hingga ketidakpuasan publik terhadap penegakan hukum. Di Dumai, Kapolres AKBP Angga F Herlambang justru menggunakan momen HUT RI sebagai alat pemersatu:
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan rasa kebersamaan dan cinta Tanah Air di tengah masyarakat,” ujarnya.

Pernyataan ini relevan dengan data Indonesia National Police Watch (2024) yang mencatat peningkatan keluhan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian sebesar 12% dibandingkan 2023. Kegiatan seperti di Dumai menjadi upaya konkret untuk memulihkan kepercayaan.

Analisis Dampak: Dari Sportivitas hingga Solidaritas Sosial

  1. Pemulihan Citra Institusi
    Partisipasi aktif polisi dalam lomba seperti balap karung dan makan kerupuk—yang biasanya identik dengan rakyat kecil—memberikan sinyal bahwa aparat bisa “turun ke bawah”. “Polisi bukan hanya penegak hukum, tetapi juga bagian dari masyarakat,” tegas Angga.

  2. Penguatan Modal Sosial
    Kegiatan ini melibatkan semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga pejabat lokal seperti Camat Dumai Timur dan anggota PKK. Interaksi semacam ini memperkuat social capital yang vital untuk menangkal polarisasi sosial.

  3. Dampak Jangka Panjang
    Jika konsisten, pendekatan ini dapat menjadi model community policing (polisi yang berorientasi pada komunitas) di daerah lain. Namun, tantangannya adalah menjaga kesinambungan di luar momentum seremonial seperti HUT RI.

Proyeksi: Bisakah Solidaritas Ini Bertahan?

Keberhasilan inisiatif Dumai tergantung pada dua faktor:

  • Konsistensi Aparat: Polres Dumai perlu merancang program lanjutan yang tetap melibatkan masyarakat, seperti dialog rutin atau pelayanan terbuka.
  • Respons Masyarakat: Partisipasi warga harus dibarengi dengan kesediaan melihat polisi sebagai mitra, bukan musuh.

“Semangat kemerdekaan ini harus jadi motivasi bersama,” pungkas Angga. Di tengah tantangan bangsa, mungkin justru dari kota-kota kecil seperti Dumai, Indonesia menemukan resep sederhana untuk persatuan: kebersamaan yang tulus, bukan sekadar retorika.

(mea/rfs)

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan