Ekonomi tumbuh 5,12% di tengah gelombang PHK nasional

dimas

By dimas

Ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,12% pada Triwulan II 2025, meningkat dari capaian sebelumnya sebesar 4,87% di triwulan pertama. Pencapaian ini terjadi meskipun terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor.

Piter Abdullah, Direktur Kebijakan dan Program Prasasti Center for Policy Studies, menyoroti peran ekonomi digital dalam menyerap tenaga kerja yang terkena PHK. Menurutnya, banyak pekerja yang beralih profesi menjadi pengemudi ojek online (ojol) setelah kehilangan pekerjaan tetap. Data Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat 939.038 kasus PHK terjadi antara Agustus 2024 hingga Februari 2025.

“PHK tidak serta-merta membuat pengangguran meningkat. Mereka tetap bekerja, khususnya melalui platform digital seperti Gojek, Grab, Maxim, dan Indrive. Ekosistem ini berfungsi sebagai penyangga ekonomi,” ujar Piter dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2025).

Sektor ekonomi digital dinilai mampu mempertahankan daya beli masyarakat, yang tercermin dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,97% pada Triwulan II 2025, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (4,93%). Komponen ini menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi.

“Fenomena ini menjelaskan mengapa konsumsi tetap stabil meski ada tekanan PHK. Data BPS menunjukkan ketahanan konsumsi masyarakat,” tambah Piter.

Ia mengungkapkan, konsumsi rumah tangga kelompok menengah ke atas cenderung stabil karena daya beli yang terjaga. Sementara kelompok bawah sangat rentan terhadap fluktuasi ekonomi, meskipun terbantu oleh program bantuan sosial (bansos) pemerintah.

“Angka pertumbuhan konsumsi di bawah 5% masih wajar untuk kondisi ekonomi saat ini. BPS tidak melebih-lebihkan datanya,” tegasnya.

Piter juga memberikan tanggapan atas penurunan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia, yang tercatat 49,2 pada Juli 2025, turun dari 46,9 di Juni dan 47,4 di Mei. Menurutnya, PMI hanya bersifat survei dan bukan indikator langsung investasi.

“PMI mengukur ekspektasi pembelian di masa depan, bukan kinerja ekonomi yang sudah terjadi. Jadi, penurunannya tidak serta-merta bertentangan dengan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Satu pemikiran pada “Ekonomi tumbuh 5,12% di tengah gelombang PHK nasional”

  1. Wah, ekonomi tumbuh 5,12%? Hebat ya, berarti cuma yang punya duit aja yang menikmati pertumbuhan ekonomi ini, sementara yang kena PHK lagi cari makan di pinggir jalan. Kira-kira, pertumbuhan ekonomi ini diukur pake apa ya? Jumlah orang yang masih bisa beli nasi padang?

    Balas

Tinggalkan Balasan