Di Korea Selatan, tinggi badan tidak sekadar dianggap sebagai atribut fisik biasa, melainkan dipandang sebagai modal berharga sepanjang hidup. Fenomena ini mendorong banyak orang tua menginvestasikan dana besar untuk terapi hormon pertumbuhan guna memaksimalkan potensi fisik anak-anak mereka.
Awalnya ditujukan bagi anak dengan kelainan hormon, perawatan ini kini marak digunakan pada anak yang berkembang normal. Data dari Health Insurance Review and Assessment Service mengungkapkan lonjakan signifikan dalam pemberian resep hormon pertumbuhan—dari 138.537 resep pada 2021 menjadi 269.129 resep pada 2024. Jumlah pasien pun melonjak dari 16.711 menjadi 34.881 dalam periode yang sama.
Meski demikian, statistik resmi hanya mencakup layanan yang ditanggung asuransi kesehatan nasional. Faktanya, sekitar 97% perawatan dibiayai secara mandiri, mengindikasikan permintaan aktual jauh lebih tinggi.
Biaya suntik hormon pertumbuhan tergolong mahal, mencapai rata-rata 700.000 won (Rp8,5 juta) per bulan atau lebih dari 10 juta won (Rp122 juta) per tahun. Terapi ini melibatkan suntikan harian selama 1-3 tahun. Bagi banyak keluarga di Korea, investasi ini disejajarkan dengan perawatan ortodontik atau lensa Ortho-K, menjadi bagian dari “paket pengasuhan premium” demi memberi keunggulan kompetitif bagi anak.
Tren ini juga tercermin dari pergeseran pola resep. Pada 2020, 54,4% resep berasal dari rumah sakit besar, namun proporsi ini turun menjadi 38,2% pada 2024. Sementara itu, resep dari klinik kecil melonjak dari 4% menjadi 11,3%, menandakan perluasan akses terhadap perawatan ini.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah penulis di thecuy.com, sebuah website yang berfokus membagikan tips keuangan, investasi, dan cara mengelola uang dengan bijak, khususnya untuk pemula yang ingin belajar dari nol.
Melalui thecuy.com, saya ingin membantu pembaca memahami dunia finansial tanpa ribet, dengan bahasa yang sederhana.