Ekonomi tumbuh 5,12% di tengah banyak PHK: Begini penjelasannya

dimas

By dimas

Ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,12% pada kuartal kedua tahun 2025, meskipun terjadi peningkatan kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara signifikan. Data dari Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) menunjukkan, sebanyak 939.038 pekerja terkena PHK antara Agustus 2024 hingga Februari 2025.

Piter Abdullah, Direktur Kebijakan dan Program Prasasti Center for Policy Studies, menyatakan bahwa sebagian besar korban PHK tidak langsung menganggur, melainkan beralih profesi menjadi pengemudi ojek online. Menurutnya, ekonomi digital berperan sebagai penyangga dalam situasi tersebut. “Mereka yang terkena PHK tetap bekerja, dan di sinilah platform seperti Gojek, Grab, Maxim, atau InDrive memberikan solusi alternatif,” ujar Piter dalam konferensi pers di Jakarta Pusat pada 12 Agustus 2025.

Keberadaan ekonomi digital dinilai turut menjaga tingkat konsumsi masyarakat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,97% pada kuartal II-2025, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,93%. “Ini menunjukkan bahwa meski ada PHK, daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan,” tambah Piter.

Di sisi lain, Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia menunjukkan tren penurunan, dengan angka 49,2 pada Juli 2025, 46,9 di Juni, dan 47,4 di Mei. Namun, Piter menegaskan bahwa PMI merupakan hasil survei yang tidak secara langsung mencerminkan realisasi investasi. “PMI mengukur ekspektasi pembelian di masa depan, bukan aktivitas ekonomi yang sudah terjadi,” jelasnya.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan