Israel Rencanakan Pencaplokan Gaza Picu Kecaman

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Israel melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana kontroversial untuk mengambil kendali penuh atas wilayah Gaza. Kebijakan ini disahkan oleh kabinet keamanan Israel dengan suara mayoritas, memicu reaksi keras dari berbagai pihak internasional.

Rencana tersebut mencakup lima poin utama: pelucutan senjata kelompok Hamas, repatriasi seluruh sandera hidup maupun yang tewas, demiliterisasi Gaza, pengawasan keamanan oleh Israel, serta pembentukan pemerintahan sipil baru yang tidak melibatkan Hamas maupun Otoritas Palestina. Netanyahu menegaskan langkah ini bertujuan memastikan keamanan Israel sekaligus membebaskan warga Gaza dari pengaruh Hamas.

Meski berencana menguasai Gaza secara militer, Netanyahu menyatakan Israel tidak bermaksud memerintah wilayah tersebut secara langsung. Dalam wawancara dengan Fox News, dia mengusulkan penyerahan kendali kepada “Pasukan Arab” yang tidak mengancam Israel. Namun, identitas pasukan tersebut belum dijelaskan secara rinci.

Hamas mengecam kebijakan ini sebagai “kejahatan perang” baru dan memperingatkan konsekuensi berat jika Israel nekat melaksanakannya. Kelompok tersebut juga menuduh Netanyahu mengorbankan nyawa sandera yang masih ditahan di Gaza.

Respons negatif juga datang dari sejumlah negara. Indonesia melalui Wamenlu Arrmanatha Nasir menolak keras rencana tersebut, menyebutnya akan memperburuk krisis kemanusiaan dan menghambat solusi dua negara. Sementara PM Inggris Keir Starmer menilai langkah itu keliru dan hanya akan memicu lebih banyak kekerasan.

China dan Turki turut menyuarakan kekhawatiran. Beijing mendesak penghentian operasi militer dan menyerukan gencatan senjata, sedangkan Ankara meminta komunitas internasional mencegah pendudukan Gaza yang dinilai mengancam stabilitas regional.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan